Home » » Martunis Sang Bocah Ajaib Telah Beranjak Dewasa

Martunis Sang Bocah Ajaib Telah Beranjak Dewasa

Written By Unknown on Selasa, 23 Desember 2014 | 21.05

Martunis berbarengan 8 rekannya asik bermain sepak permainan bola kaki di belakang tempat tinggalnya pagi itu, 26 Desember 2004. Ia kenakan kostum timnas Portugal nomer 10 bertulis nama Rui Costa. Pakaian itu dibeli ayahnya di pasar Aceh. Dengan penuh semangat, dia serta rekan-temannya memproses si kulit bundar di dalam lapangan.

Keceriaan pagi itu saat itu juga beralih saat gempa berkekuatan 9, 3 Taraf Richter mengguncang bumi Aceh. Seluruhnya cemas serta pilih pulang ke rumah semasing di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Selesai rasakan goyangan gempa seputar 8 menit, Martunis menuju ke suatu tambak tidak jauh dari rumah. Sembari lari, ia selalu menyusuri jalan untuk mencari ayahnya.

Di tambak, Martunis bersua dengan ayahnya yang tengah bekerja. Ayahnya meminta Martunis pulang ke rumah lebih dahulu sesaat dianya bakal menyusul di belakang. Ia menuruti perintah itu. Belum jauh ia jalan, mendadak di belakangnya telah ada gelombang raksasa mulai menyapu bibir pantai.

Martunis cemas serta menyelamatkan diri. Gelombang dahsyat itu datang dari arah Alue Naga, Banda Aceh sekedar berjarak sebagian km. darinya. Ia sukses mencapai suatu kursi waktu terseret air. Namun lama berselang, kursi sekolah itu terbenam. Martunis pernah muncul terbenam lalu naik ke atas suatu kasur yang melintas serta bertahan di atasnya sebagian menit.

Kasur sebagai tempat berlindung Martunis di dalam gelombang dahsyat juga turut terbenam. Ia lalu bertahan diatas suatu pohon yang tenggelam. Waktu air mulai surut, Martunis terbawa arus sampai ke lokasi Peunayong, Banda Aceh yang berjarak seputar 5 km. dari tempatnya. Selesai melalui Peunayong, Martunis pingsan sampai sebagian jam.

Saat siuman dari pingsan pada besok subuh, Martunis sudah ada diatas sofa di dekat Makam Syiah Kuala di Desa Deyah Raya, Kecamatan Syiah Kuala. Ia tidak tahu bagaimanakah dianya beralih dari pohon ke atas sofa sampai ada disana. Saat sadar, Martunis lihat di selilingnya sekedar ada puing-puing disebabkan tsunami serta mayat-mayat bergelimpangan.

" Saya tak tau lagi di mana letak kampung saat itu. Seluruhnya telah rata, " kata Martunis waktu didapati di tempat tinggalnya, Rabu (24/12/2014) . Mata Martunis berkaca-kaca.
Martunis yang masih tetap berumur 7 th. bertahan sendiri di dekat makam Syiah Kuala sepanjang 21 hari. Untuk bertahan hidup, ia memungut camilan serta air mineral yang terseret gelombang untuk mengganjal perutnya. Tidak ada seseorangpun disana terkecuali mayat-mayat yang tergeletak diantara puing-puing.

Kulit Martunis beralih jadi lebih hitam disebabkan sengatan mentari sepanjang berhari-hari. Badannya kurus. Ia sering menangis saat mengingat nasib keluarganya, namun semangatnya untuk bertahan hidup terus membara. Ia berjuang sendiri disana sembari mengharapkan bisa berkumpul kembali berbarengan bapak, ibu, kakak serta adiknya.

Baru pada hari ke 21, dua orang yang tengah mencari keluarganya disana temukan Martunis. Ia lalu menyerahkan bocah ajaib ini pada wartawan Sky News yang tengah meliput di Banda Aceh. Cerita selamat Martunis dari amuk tsunami menghiasi monitor tv sampai hingga ke Portugal. Terutama ia waktu itu masih tetap kenakan kostum tim nasional Portugal.

Selesai diketemukan, Martunis dibawa ke suatu rumah sakit untuk melakukan penyembuhan serta dirawat disana sepanjang dua malam. Di bagian-bagian badannya alami luka disebabkan goresan paku ataupun waktu terbawa gelombang. Dari rumah sakit, Martunis setelah itu dibawa pulang ke rumah neneknya di lokasi Lamreung, Ulee Kareng, Banda Aceh.

" Saya bersua kembali sama bapak dirumah sakit. Ibu, adik serta kakak sampai hari ini tak diketemukan jenazahnya, " narasi Martunis.

Cerita sosok Martunis menarik perhatian pemain timnas Portugal, tidak kecuali Cristiano Ronaldo yang waktu itu masih tetap membela Manchester United. Lima bln. selesai tsunami menghumbalang Aceh, Martunis berbarengan ayahnya, Sarbini serta seseorang relawan diundang dengan cara spesial ke negara berbahasa Portugis itu.

Ia dijamu beberapa bintang Portugal seperti Luis Figo, Rui Costa, Ronaldo, Nuno Gomes, serta yang lain. Pelatih Luiz Felipe Scolari, dan Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Permainan bola kaki Portugal turut berikan sambutan saat itu.

" Saya ada di Portugal sepanjang 15 hari. Disana kami dibawa jalan-jalan ke beberapa tempat, " katanya.

Kemudian, nama Martunis mendunia. Keajaiban serta cerita tragisnya jadi perhatian orang. Ia dipertemukan dengan beberapa orang utama, dari mulai pesepakbola internasional, penyanyi kelas dunia seperti Celine Dion, sampai bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Saat ini umur Martunis telah beranjak 17 th.. Ia masih tetap selalu kagum pada sosok Ronaldo. Kecintaannya itu dibuktikan dengan memotong style rambut sama persis dengan pemain yang memiliki nomer punggung 7 itu. Sungguh tidak sama di banding Martunis kecil waktu tsunami menerjang 10 th. silam.
Share this article :

Popular Posts

Comment

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Jurus Jitu TangkasNet | Trik Baca 368MM | Rumus 88Tangkas
Copyright © 2014. Trik Baca Bola TangkasNet - All Rights Reserved
Template Created by www.maskolis.com Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger